Tuesday, July 19, 2016

Ketika Angkot Ogah Mangkal di Terminal Leuwiliang


BOGOR – Keberadaan Terminal Leuwiliang hanya menjadi perlintasan angkutan umum saja. Keberadaannya pun hanya diisi bus yang sering mangkal untuk menaik-turunkan penumpang.

Padahal, tujuan dari terminal tersebut adalah sebagai sarana memecah kepadatan dan transit angkutan umum. Meskipun ada bus yang sudah mangkal, namun angkutan umum lebih memilih mengetem di luar.

Kepala UPT dan Sub Terminal Leuwiliang, Khairil mengatakan, pihaknya terus berupaya menarik angkutan umum ke dalam terminal. Namun nyatanya, hanya menjadi perlintasan saja.

“Kalau kami sudah berupaya. Hanya yang mangkal sekarang, cuma bus jurusan Bandung dan Jakarta,” ujarnya ketika ditemui  Radar Bogor Senin (18/07/2016).

Lebih lanjut ia menambahkan, pihaknya juga pernah mendorong angkutan pelat hitam untuk masuk terminal. Salah satunya mengajukan pengampunan pajak kepada Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Provinsi Jawa Barat via Samsat Polres Cibinong.

Tapi keinginan para sopir hanya mampu membayar pajak selama satu tahun. Sedangkan kebanyakan hampir empat tahun mrnunggak pajak dan sudah kedaluwarsa.

“Saya pernah memasukkan pelat hitam ke terminal. Malah salah lagi. Padahal, adanya terminal ini untuk mengurai kemacetan di wilayah Leuwiliang, tepatnya depan pasar. Dan memang ada pungutan sebesar Rp1.000. Hanya itu bukan masuknya sistem retribusi, tapi untuk parkir saja,” tandasnya.(PB)

Sumber

0 comments:

Post a Comment