Sop Ayam Pak Min rupanya sudah demikian tenar. Tidak hanya di kalangan warga Bogor, tetapi juga luar Bogor. Saya tahu Warung Sop Ayam Pak Min ini sebenarnya tak sengaja. Malam itu saya menemani suami bertemu dengan temannya di salah satu kawasan di kota Bogor. Kami yang sedari pagi ada acara di Serang, langsung lanjut ke Bogor. Rumah kami memang masih dalam kabupaten Bogor, heheh meski Bogor coret. Jadi langsung cuss saja ketika seorang teman suami dari balik telepon mengajak suami ketemuan.
Sampai di kota hujan ini sekitar pukul 20:00 wib. Tempat pertemuan belum ditentukan. Pokoknya cuma diberikan petunjuk kalau sudah dekat dengan RS Hermina Bogor di Jalan Abdullah Bin Nuh, kota Bogor, hubungi dia lagi. Hmm...sambil menunggu teman suami datang, kami mencari rumah makan untuk ngademin cacing-cacing perut yang udah mulai berisik bernyanyi. Pandangan kami langsung tertuju pada warung makan di seberang RS Hermina. "Coba deh Yah, kita makan dulu di warung itu. Kayaknya enak tuh. Pengunjungnya banyak," kataku pada suami.
Hhehe...indikasi makanan enak dilihat dari pengunjungnya. Jarum Jamku menunjukkan pukul setengah sembilan. Sudah lumayan larut juga. Gerimis pun satu- satu menyambut kami ketika turun dari kendaraan. Sop Ayam Pak Min Klaten, sekilas aku membaca spanduk lebar di depan warung makan yang cukup sederhana. Lumayan lah..penghangat malam kuahnya. Meski sebenarnya aku rada kurang suka sop ayam. Tetapi, jangan tanya, suami penggemar betul.
Aku membaca sejumlah menu yang terpampang di dinding. Unik juga nih sop ayamnya. Pengunjung bisa pilih dagingnya sesuai selera. Bisa pilih leher ayam, dada, ceker, hati dan rempela, dan campuran. Harganya juga bersahabat, antara 10 ribu-13 ribu. Pelayan pun sigap menghampiri kami menanyakan minuman yang akan kami pesan. Seperti biasa aku memesan air jeruk hangat. Suami teh hangat tawar. Untuk sopnya, aku pesan dada, suami ceker. Ya sudah kita nanti bisa saling coba. Sambil menunggu pesanan, kami makan beberapa sate telur puyuh yang tersaji di meja. Tampak piring bekas gorengan sudah habis.
Tak berapa lama, pesanan kami datang. Hmm...dari penampakannya ini bukan sop ayam yang biasa aku temui. Kuahnya bening dan tanpa bihun. Daging ayamnya penuh. Hhehe ini berasa makan ayam dikuahin. Ayamnya full ayam kampung. Saat kami makan, teman suami pun datang. Tapi, sayangnya dia tidak ikut makan meski tawari. Cuma ngobrol sebentar dengan suami dan mengantarkan surat.
Sambil menghirupi kuah sopyang segar ini, aku langsung teringat mama dan anakku Meili. Mereka penyuka sop-sopan. Kayaknya bakal suka banget nih makan di sini.
Mengajak keluarga
Kala itu, kami habis menginap di Rukun Senior Living, Sentul. Memenuhi janji kami untuk mengajak Mama dan Meili jalan-jalan ke kota Bogor, aku memboyong mereka makan siang di Warung Pak Min.
Hmm..pas jam makan siang, warung ini begitu ramai. Kami tak dapat parkiran. Sepanjang jalan itu pun penuh jejeran kendaraan plat B. Wahh rupanya, orang Jakarta pindah makan di sini. Sempat mau cari rumah makan lain. Tetapi, mama dan anakku Meili masih penasaran ingin mencicipi sop ayam yang aku promokan enak ini. Akhirnya, kami putar balik dan memarkirkan kendaraan di area parkir RS Hermina. Hhehe numpang parkir deh. Kami jalan sebentar dan tinggal menyebrang jalan.
Huff penuh betul warung ini. Tidak ber-AC, mengandalkan sepenuhnya pada kekuatan angin alami dan kipas angin. Waktu malam aku ke sini tidak begitu terasa panas. Tetapi kali ini, jujur merasa ngelekep. Keringatku langsung mengucur deras di wajah dan tubuhku. Aku lihat wajah Barra juga terlihat mengkilap oleh keringat. Sambil mencari-cari bangku kosong, aku memperhatikan pengunjung di warung ini. Mereka begitu menikmati hirupan demi hirupan sop ayam kampung dengan lahapnnya. Berkeringat, sudah pasti. Tapi tak dihiraukan. Malah beberapa diantara mereka menambah sambal.
Alhamdulillah kami mendapatkan bangku kosong di dekat dapur. Aku bergegas mendudukinya sebelum diambil pengunjung yang terus menerus masuk. Pelayan segera menghampiri menanyakan minuman. Dua gelas es air jeruk, 3 es teh manis meluluhkan hasrat dahaga kami di siang yang terik. Barra pun tanpa sungkan lagi, memakan beberapa tusuk sate teluh puyuh. Ibuku mencicipi bakwan dan tahu goreng sambil menunggu pesanan sop ayam dada. Kami memesan sop ayam beragam, sop ayam leher, dada, hati dan rempela.
Tak pakai lama, pesanan pun datang. Jumlah pelayan yang cukup banyak memang memberikan keuntungan tersendiri. Tamu tidak sampai kesal menunggu pesanan datang. Heheh..maklum suasana agak panas, ditambah lambat datangnya pesanan memang mengundang emosi lapar.
Suami segera menikmati pesanannya sop ayam campur. Segernya emangnya jempolan deh. Tidak pake lama juga kami menghabiskan sop ayam Pak Min. Aku sambil menyuapi Barra. Tetapi sayang, Barra tidak menghabiskan sop ayam dadanya. Ia kekenyangan makan sate telur puyuh. Daripada tidak termakan, kami meminta untuk dibungkus. Puas juga menikmati sop ayam kampung Pak Min ini. Kalau pelayannya nggak pakai lama melayani, kami pun pengunjung tidak perlu pakai lama juga duduk makan di sini. Hhehe abis makan, ngasoh beberapa menit, bayar dan balik pulang. Billingnya pun bikin senyum alias murah. Nggak sampai 100 ribu kami makan di sini.
Warung makan Pak Min, recommended banget untuk kamu pecinta kuliner enak dan nggak mau distressin billing. Yukk ahh kepoin makanannya. Lokasinya seberang RS Hermina dan perumahan Yasmin, kota Bogor ya.
Untuk cabangnya, kalau aku baca di kertas pengumuman di dekat kasir, katanya cuma ada di Cibitung. Tidak ada di tempat lain selain itu. Jika memang teman-teman pernah makan sop ayam Pak Min Klaten juga sepertinya namanya sama :).
Sumber : selasakuliner
0 comments:
Post a Comment