BOGOR - Ujian Akhir Madrasah (UAM) berakhir pada Jumat, 9 Desember lalu. Namun, UAM ini menyisakan persoalan menyusul beredarnya soal ujian Madrasah Ibtidaiyah atau setingkat sekolah dasar (SD) di Kabupaten Bogor pada mata pelajaran Bahasa Sunda karena memuat narasi yang dinilai mengandung unsur kekerasan dan pornografi.
Atas hal itu, Direktur Pendidikan Madrasah M. Nur Kholis Setiawan menyampaikan permohonan maaf dan mengaku sudah melakukan penelusuran serta mendapatkan klarifikasi dari penyusun soal yang tergabung dalam Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah (KKMI) Kabupaten Bogor. Sebab, menurutnya, penyusunan soal UAM memang dilakukan oleh KKMI Kabupaten/Kota setempat.
Direktorat Pendidikan Madrasah selaku penanggung jawab pembinaan madrasah meminta maaf kepada masyarakat bahwa ada hal-hal yang tidak pas dalam konteks kehidupan kekinian. Hal ini diakui akan menjadi bahan koreksi secara serius untuk perbaikan di masa mendatang.
"Tim kami sudah memanggil penyusun soal untuk klarifikasi dan juga sudah memberikan sanksi untuk tidak terlibat dalam penyusunan soal dalam satu tahun ke depan," kata Nur Kholis dalam siaran yang diterima Republika.co.id, Selasa (12/12).
Agar kejadian yang sama tidak terulang, Direktorat Pendidikan Madrasah (Ditpenmad) akan menerapkan sistem kontrol berlapis dalam proses penyusunan soal, mulai dari Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag, Kasi Pendidikan Madrasah Kab/Kota, lalu ke KKMI yang ada di seluruh Indoensia. Proses kontrol ini juga akan melibatkan pengawas madrasah sesuai dengan tugas dan fungsinya.
"KKMI sebagai wadah komunikasi ke depan harus berkoordinasi intensif dengan Pengawas, Kankemenag, dan Kanwil. Selain itu, akan dilakukan juga pembinaan dan supervisi berjenjang Kab/Kota hingga provinsi," ujarnya.
Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bogor dalam keterangan tertulisnya, Selasa (13/12), juga mengakui sudah melakukan koordinasi dengan semua pemangku kebijakan sejak Ahad lalu.
"Kami langsung rapat dengan Pengurus KKMI Kabupaten Bogor, Pokjwas, Kasi Dikmad, Kepala Kantor Kemenag, Kasi Kesiswaan dan Kabid Madrasah Provinsi Jawa Barat (Jabar) serta pembuat soal tersebut," kata Kepala Subbag Tata Usaha Kemenag Kabupaten Bogor A. Sihabudin.
Dari hasil pertemuan tersebut, diketahui bahan dan sumber naskah bahasa sunda yang membuat geger orang tua siswa itu diambil dari majalah Mangle Online yang diunduh pada 20 Oktober 2016. Mengenai materi dan penyusunan naskah soal yang dambil, menurutnya, sudah sesuai silabus. Hanya, untuk improvisasi dan memodifikasi soal cerita dan wacana agar tidak sama dengan buku paket kelas V, maka penyusun mengambil cerita lain, tetapi dengan tema yang hampir sama, yaitu tentang sasakala (asal usul suatu tempat).
"Setelah kami tanyakan terkait motif pengambilan tentang cerita tersebut, penyusun menyatakan tidak berniat membuat keresahan atau kegaduhan terkait soal cerita yang dibuat. Kendati begitu, konten wacana sasakala tersebut, kami sadar tidak tepat disuguhkan untuk kelas 5 SD/MI," katanya.
Sebagai penaggungjawab, Kemenag Kabupaten Bogor juga meminta maaf atas informasi yang menjadikan situasi kurang baik tersebut. Selain itu, kejadian ini menjadi bahan evaluasi Kemenag dan jajaran terkait.
Soal ujian akhir kelas 5 MI di Kabupaten Bogor untuk mata pelajaran Bahasa Sunda memuat cerita rakyat bertajuk Sasakala (asal usul suatu tempat) Cieunteung. Berlatar Kabupaten Sumedang, penggalan cerita rakyat ini berkisah tentang seorang gadis yang menolak saat dilamar pemuda, sehingga diperkosa, lalu dibunuh. Keberadaan narasi ini dalam soal UAM Madrasah Ibtidaiyah menuai protes masyarakat karena dianggap tidak tepat, apalagi mengandung unsur kekerasan dan pornografi.
Sumber
Saturday, December 17, 2016
Home »
» Pembuat Soal Ujian Berkonten Porno di Madrasah Bogor Disanksi
Pembuat Soal Ujian Berkonten Porno di Madrasah Bogor Disanksi
12:36:00 PM
No comments
0 comments:
Post a Comment