Mendapatkan dosen killer membuat Karin, 32, frustasi luar biasa. Wanita yang tinggal di Keputih itu hampir 10 tahun menyelesaikan studinya di Jerman. Begitu balik ke Surabaya, ia makin shock karena suaminya sebut Donjuan, 37, sudah menalak cerai di Pengadilan Agama (PA).
Karin merasa tak berdaya. Saat Hari Raya Lebaran ia pulang ke Surabaya, namun yang didapatkan sungguh penderitaan. Ia mendapati undangan sidang talak cerai.
"Sidangnya Minggu lalu. Aku shock bener. Komunikasi masih lancar, tapi kok ujug-ujug dia mengajukan talak cerai. Dia lho tahu kalau aku dapatnya dosen killer," kata Karin di sela-sela kepengurusan talak cerainya di kantor Pengadilan Agama (PA).
Dia pun menceritakan komunikasi dengan suaminya masih baik-baik saja. Meskipun keduanya sudah tidak serumah. Karin tinggal di rumahnya, Sukolilo, sedangkan suaminya tinggal di rumah dinas Keputih.
Karin memprediksi jika saat ini suaminya sudah memiliki wanita lain sehingga nekat menceraikan.
"Alasan sekolahku kelamaan ya enggaklah. Emang sulit sekolahnya, aku tesis itu sudah 2011 lalu, tapi sampai sekarang belum selesai gara-gara berkali-kali ngulang mata kuliah yang sama. Bayangkan S2 SKS-nya 144, hampir sama dengan S1," kata Karin.
Kata Karin, ada empat dosen killer yang akhirnya membuatnya sungguh sangat frustasi. Ia sudah empat kali mengulang dan belum juga lulus. "Pelit banget. Suami dulu juga di Jerman, tapi sekolahnya cepet. Dosennya enak, aku pas apes," kata dosen politeknik itu.
Sementara itu, Donjuan menolak tudingan istrinya jika ia berselingkuh dengan wanita lainnya. Dosen ITS itu mengaku kalau dirinya justru sangat mencintai istrinya. "Kuliahnya sampai 10 tahun, apa enggak uang itu. Kalau bisa dipercepat kan bisa segera pulang ke Surabaya. Anak-anaknya lho sampai SD tapi mamanya masih saja sekolah," kata dia.
Sebenarnya biaya sekolah di Jerman murah, yang mahal justru biaya hidupnya sebulan bisa sampai Rp 5 juta. Untungnya sang istri juga bekerja di Jerman sehingga tidak terlalu berat kebutuhannya.
"Ini saya kasih waktu dia mau cepat selesai apa tidak. Kalau tidak ya saya pilih cerai saja," pungkasnya.
Sumber : RadarSurabaya
https://radarsurabaya.jawapos.com/tag/1563/donjuan-donwori
Karin merasa tak berdaya. Saat Hari Raya Lebaran ia pulang ke Surabaya, namun yang didapatkan sungguh penderitaan. Ia mendapati undangan sidang talak cerai.
"Sidangnya Minggu lalu. Aku shock bener. Komunikasi masih lancar, tapi kok ujug-ujug dia mengajukan talak cerai. Dia lho tahu kalau aku dapatnya dosen killer," kata Karin di sela-sela kepengurusan talak cerainya di kantor Pengadilan Agama (PA).
Dia pun menceritakan komunikasi dengan suaminya masih baik-baik saja. Meskipun keduanya sudah tidak serumah. Karin tinggal di rumahnya, Sukolilo, sedangkan suaminya tinggal di rumah dinas Keputih.
Karin memprediksi jika saat ini suaminya sudah memiliki wanita lain sehingga nekat menceraikan.
"Alasan sekolahku kelamaan ya enggaklah. Emang sulit sekolahnya, aku tesis itu sudah 2011 lalu, tapi sampai sekarang belum selesai gara-gara berkali-kali ngulang mata kuliah yang sama. Bayangkan S2 SKS-nya 144, hampir sama dengan S1," kata Karin.
Kata Karin, ada empat dosen killer yang akhirnya membuatnya sungguh sangat frustasi. Ia sudah empat kali mengulang dan belum juga lulus. "Pelit banget. Suami dulu juga di Jerman, tapi sekolahnya cepet. Dosennya enak, aku pas apes," kata dosen politeknik itu.
Sementara itu, Donjuan menolak tudingan istrinya jika ia berselingkuh dengan wanita lainnya. Dosen ITS itu mengaku kalau dirinya justru sangat mencintai istrinya. "Kuliahnya sampai 10 tahun, apa enggak uang itu. Kalau bisa dipercepat kan bisa segera pulang ke Surabaya. Anak-anaknya lho sampai SD tapi mamanya masih saja sekolah," kata dia.
Sebenarnya biaya sekolah di Jerman murah, yang mahal justru biaya hidupnya sebulan bisa sampai Rp 5 juta. Untungnya sang istri juga bekerja di Jerman sehingga tidak terlalu berat kebutuhannya.
"Ini saya kasih waktu dia mau cepat selesai apa tidak. Kalau tidak ya saya pilih cerai saja," pungkasnya.
Sumber : RadarSurabaya
https://radarsurabaya.jawapos.com/tag/1563/donjuan-donwori
0 comments:
Post a Comment