Monday, September 25, 2017
Bersatu Dalam Program Perumahan Terjangkau
8:35:00 AM
No comments
Di Indonesia ada defisit 11,4 juta hunian tempat tinggal. Jadi ada 11 juta orang yang ingin beli rumah/ hunian tapi harganya tidak terjangkau.
Keseriusan pemerintah mengurangi angka defisit kepemilikan hunian salah satunya dengan mengucurkan subsidi sebesar Rp 74 triliun untuk belanja perumahan, selama 2015-2019. Selain itu ada juga Subsidi Selisih Bunga (SSB) sebesar tujuh persen.
Sejumlah indikator perekonomian nasional pada tahun ini mulai kembali bergairah, seiring dengan sinergi yang dilakukan seluruh pemangku kepentingan terkait.
Diantaranya adalah diminta bangkit kembali pengembang besar seperti Ciputra dan Mochtar Riady untuk membuat property Indonesia kembali booming.
Para pengembang perumahan yang tergabung dalam Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) juga berharap pemerintah pusat dan daerah memberi kemudahan terkait program satu juta rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Sejauh ini Apersi mengapresiasi langkah-langkah strategis yang dilakukan pemerintah dalam menunjang program tersebut terkait aturan subsidi bunga dan uang muka sebesar satu persen. Namun hal itu dirasa belum cukup untuk memenuhi target pembangunan satu juta unit rumah tersebut.
Pembangunan 600 ribu unit yang diserahkan kepada sektor swasta harus didukung dengan membuat regulasi yang memudahkan pengembang. Pemerintah diharapkan tidak hanya memikirkan faktor kebutuhan saja tapi juga harus memikirkan pembiayaan dan ketersediaan rumah.
Begitu juga dengan Real Estat Indonesia (REI) yang meminta pemerintah lebih serius memenuhi hak bermukim masyarakat. Salah satu langkah konkret yang dibutuhkan saat ini adalah kemampuan pemerintah menyinkronkan kebijakan pusat dengan daerah atau daerah dengan daerah.
Apabila bersatu akan terjadi sinkronisasi regulasi demi terciptanya tujuan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman bisa semakin baik.
Lippo Group sendiri memutuskan untuk membangun kota baru Meikarta, sebagai kota mandiri baru di timur Jakarta yang diyakini bakal menjadi jantung perekonomian baru karena didukung kawasan-kawasan industri yang berlokasi Bekasi dan Kawarang.
Jika defisit perumahan banyak, tentunya harus ada terobosan dari kalangan pengembang. Dibukanya penjualan apartemen Meikarta memperlihatkan angka penjualan yang fantastis di tengah-tengah perlambatan ekonomi.
0 comments:
Post a Comment