Sunday, February 24, 2019

Dua Pria Jomblo Ditemukan Tewas Gantung Diri



Dalam kurun waktu 24 jam, dua pria lajang di Bogor ditemukan tewas gantung diri di Kelurahan Semplak dan Tajur Halang. Diduga, keduanya nekat mengakhiri hidupnya karena depresi.

Peristiwa pertama, seorang pria lajang brinisial AS (45) warga Kelurahan Semplak, Bogor Barat, Kota Bogor ditemukan tewas menggantung di dalam kamarnya, pukul 19.30 WIB, Rabu 20 Februari 2019. Kemudian, 18 jam kemudian tepatnya pukul 14.00 WIB, Kamis 21 Februari 2019, BM (25) warga Kampung/Desa Tajurhalang, Cijeruk, Kabupaten Bogor, juga ditemukan menggantung di kamarnya.

Pada peristiwa temuan mayat gantung diri, menurut Kasubbag Humas Polres Bogor AKP Ita Puspitalena penyebab korban mengakhiri hidupnya diduga karena depresi.

"Jadi, berdasarkan penyidikan dan keterangan kakaknya, diduga korban bunuh diri karena depresi banyak utang," kata AKP Ita, Jumat (22/2/2019).

Ia menambahkan, BM merupakan seorang mahasiswa berasal dari Kelurahan Cengkareng Timur, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat. Di Bogor ia tinggal di kantor peternakan sapi dan pertamakali ditemukan tewas menggantung oleh salah satu karyawan.

"Salah satu karyawan awalnya datang ke kantor sekaligus tempat tinggal korban untuk melapor bahwa pakan sapi habis, namun setelah pintu diketuk tidak ada yang buka pintu, kemudian saksi masuk, ke ruangan yang pintunya terbuka dan terlihat korban sudah menggantung," ungkapnya.

Sementara itu, pada kejadian gantung diri yang pertama, menurut Kepala Seksi Pemerintahan Kelurahan Semplak, Bogor Barat, Teguh S mengatakan bahwa kejadian tersebut diduga terjadi pada sore hari menjelang magrib.

"Diduga kejadiannya sore, namun ditemukan oleh warga sehabis Isya sekitar pukul 19.30 WIB," katanya saat ditemui dilokasi kejadian.

Ia menceritakan bahwa dari informasi warga saat itu warga penasaran karena kondisi rumah AS gelap gulita. Saat warga hendak masuk ke dalam rumah bersama keluarganya yang berada di lokasi sekitar, AS sudah dalam keadaan posisi menggantung. ("Kalau mengenai karena apa dan kenapa diduga kemungkinan karena tidak kuat menanggung bebas hidup, dia juga belum menikah, kemudian bapaknya juga pernah masuk sumur beberapa waktu lalu itu," katanya.

Meski demikian pihak keluarga sudah mengiklaskan dan menolak untuk dilakukan autopsi. "Tadi pihak kepolisian sudah datang, sudah memeriksa dan olah tkp, tapi keluarga menolak untuk di autopsi dan sudah menerima," ujarnya.

Sumber : sindonews

0 comments:

Post a Comment