Monday, July 15, 2019

Masyarakat Bogor Temukan Goa dan Peninggalannya yang Bernilai Sejarah

Bogor- Baru-baru ini masyarakat Bogor menemukan goa di  tiga kecamatan yaitu Jasinga, Pamijahan dan Sukamakmur. 

Pamong Budaya Bogor pun langsung menginventarisir dengan meminta Balai Arkeologi Jawa Barat melakukan penelitian.

Ketua Pamong Budaya Bogor, Bambang Sumantri menuturkan selain ditemukan adanya goa, masyarakat pun menemukan beberapa jejak tulisan berbahasa purba, perkakas, golok, trisula dan batu giok.

"Kami minta Balai Arkeologi Jawa Barat melakukan penelitian terkait penemuan Goa dan barang-barang prninggalan lainnyya karena dari beberapa goa di Pamijahan, Jasinga dan Sukamkmur itu bernilai muatan sejarah masyarakat sebelum kemerdekaan, Kerajaan Pajajaran hingga pra-sejarah atau purba," tutur Sumantri kepada wartawan, Minggu (14/7/2019)

Pria yang juga karyawan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Sayaga Wisata ini menerangkan dengan adanya temuan yang bernilai sejarah ini bisa meningkatkan objek wisata baru minat khusus.

"Saya rasa jumlah goa di Bumi Tegar Beriman dengan jumlah air terjun atau curug yang jumlahnya sekitar 1.001 curug dan banyak lokasi goa juga berdekatan dengan lokasi curug hingga ini akan menambah minat wisatawan berkunjung ke Kabupaten Bogor," terangnya.

Terpisah Herdiansyah (36 tahun) warga Kampung Babakan Hegarmanah RT 03 RW 07 Desa Purwabakti, Pamijahan mengatakan dalam Goa Saketi selain menemukan golok dan trisula, warga juga menemukan situs punden barundak yang ditenggarai dalam masa Kerajaan Pajajaran.

"Goa Saketi yang berlokasi di Gunung Gagak ini lokasinya dekat dengan Curug Cihagak dan memang kerap dikeramatkan karena terkenal angker, warga memperkirakan peninggalan yang ditemukan di dalam dan sekitar Goa Saketi ini dalam masa Kerajaan Pajajaran," kata Herdiansyah.

Di Kampung Cibentang RT 02 RW 03 Desa Wirajaya, Jasinga warga sekitar bernama Misbah  juga menemukan Goa Kupak yang diambil nama bukit itu sendiri. 


Goa tersebut memiliki ruang seluas 40 meter persegi dengan kedalaman sekitar 30 meter.

“Penemuan pertama Goa Kupak ini pada tahun 2000 lalu namun saat itu saya mengira itu hanya lubang biasa', namun setelah saya telusuri minggu lalu saya dan teman-teman menemukan ruangan yang cukup luas dan dalam, kami meminta temuan ini diteliti karena banyak batuan stalagnit dan hewan-hewan melata yang belum saya pernah lihat," ucap Misbah.

Menindak lanjuti ditemukannya sejumlah goa ini oleh masyarakat, Dinas Kebudayaan dan Parawisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor pun akan meneliti dan mengelolanya menjadi objek wisata minat khusus.

"Penulusuran goa masuk kedalam wisata minat khusus dan ini pasti akan kami kelola, dikembangkan dengan melibatkan pemilik lahan. Wisata penulusuran goa juga akan dilengkapi pemandu dan peralatan yang memadai hingga keselamatan wisatawan terjamin," tukas Sekretaris Disbudpar Bangbang Padmanegara.

Sumber

0 comments:

Post a Comment