Nicke Widyawati resmi menggantikan Elia Massa Manik menjadi Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero). Sebelumnya ia menjabat sebagai Direktur SDM PT Pertamina (Persero) sekaligus merangkap sebagai Plt Direktur Logistik, Supply Chain dan Infrastruktur PT Pertamina (Persero). Nicke diangkat sebagai Dirut Pertamina pada hari Rabu, 29 Agustus 2018 oleh Kementerian BUMN. Seluruh jajaran Direksi dan Komisaris Pertamina telah diundang secara khusus oleh Menteri BUMN Rini Soemarno .
Pengangkatan ini dilakukan dengan adanya prosesi penyerahan surat tugas kewenangan Dirut Pertamina kepada Nicke. Wanita yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Sumber Daya Manusia dan Plt Direktur Logistik, Supply Chain dan Infrastruktur Pertamina, ternyata juga pernah memangku jabatan di BUMN energi lainnya. Nicke pernah berkarier sebagai Direktur Perdagangan, Manajemen Risiko dan Kepatuhan kemudian menjadi Direktur Perencanaan Strategis 1 pada 2014. Nicke mengawali kariernya di industri perbankan. Saat masih berkuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Teknik Industri, ia telah bekerja di Bank Duta cabang Bandung pada 1988.
Nicke Widyawati lahir di Tasikmalaya pada 25 Desember 1967 dan merupakan lulusan S1 Teknik Industri Institut Teknologi Bandung di tahun 1991 dan S2 Hukum Bisnis Universitas Padjadjaran di tahun 2009. Pada 2009, ia pernah menduduki posisi tertinggi di PT Mega Eltra yaitu menjadi Direktur Utama dari anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero). Sebelum itu, Ia juga menjabat direktur bisnis di PT Rekayasa Industri (Rekind), dan Vice President Corporate Strategy Unit (CSU) di perusahaan yang sama.
Kehadiran Nicke di Pertamina sudah dimulai sejak 27 November 2017. Saat itu pemegang saham mempercayainya duduk sebagai Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Pertamina yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-256/MBU/11/2017, tentang Pengangkatan Anggota Direksi Perseroan (Persero) PT Pertamina. Selanjutnya tugas Nicke pun bertambah dengan merangkap sebagai Plt Direktur Logistik, Supply Chain dan Infrastruktur Pertamina, berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-39/MBU/02/2018 tanggal 13 Februari 2018.
Karir perempuan kelahiran Tasikmalaya, 25 Desember 1967 ini sesungguhnya sudah moncer di lingkungan BUMN. Di PT PLN (Persero) jabatan tertinggi yang diembannya yaitu sebagai Direktur Perencanaan Korporat dan Direktur Pengadaan Strategis 1 selama tiga tahun, 2014 hingga 2017. Lulusan Teknik Industri ITB dan Master Hukum Bisnis dari Unpad ini juga pernah menjadi Direktur Utama PT Mega Eltra, perusahaan kontraktor listrik di lingkungan holding PT Pupuk Indonesia (Persero), Selain itu, Nicke juga pernah menjabat Direktur Bisnis PT Rekayasa Industri (Rekind) Persero dan Vice President Corporate Strategy Unit (CSU) di perusahaan yang sama hingga akhirnya bergabung di PLN pada tahun 2014. Sebagai direksi Pertamina, Nicke ikut berperan dalam aksi korporasi pembentukan holding BUMN Migas yang menggabungkan Pertamina dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai anggota holding.
Menteri BUMN Rini Soemarno masa itu selaku kuasa pemerintah pemegang saham Pertamina mengatakan penunjukan Nicke diharapkan dapat membawa Pertamina ke arah yang lebih baik. "Ibu Nicke sesuai pengalamannya di Rekayasa Industri mengerjakan proyek-proyek skala besar. Kami akan dorong supaya refinery Pertamina yang tertunda ini betul-betul bisa dikerjakan. Dan bagaimana meningkatkan efisiensi terhadap proses supply chain di Pertamina," kata Rini. Ia juga menekankan, bahwa Nicke harus mampu menurunkan impor minyak Pertamina dengan memanfaatkan produksi minyak di dalam negeri, sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo.
Seiring pergantian Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang saat ini dijabat Erick Thohir, Nicke masih dipercaya menjabat sebagai Direktur Utaman Pertamina, namun tugas berat diberikan Erick Thohir kepada Nicke. Erick Thohir memperingatkan akan mencopot Nicke Widyawati dari Direktur Utama PT Pertamina (Persero) jika Nicke tidak mampu menjalankan tugas penting dari Erick Thohir. Tugas ini menjadi salah satu penilaian key performance indicator (KPI). Salah satunya adalah harus membuat dua anak usaha dari Pertamina bisa go-public melantai di bursa saham. KPI adalah suatu metode yang diterapkan untuk menilai kemajuan yang dicapai oleh perusahaan.
Terlepas dari itu semua, wanita berusia 52 tahun ini ternyata pengguna setia Toyota. Hal itu berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) pada 11 September 2017, saat dirinya menjabat sebagai Direktur Pengadaan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Dari data yang dikantongi KPK tersebut, Nicke diketahui memiliki total kekayaan mencapai Rp 28,317 miliar dengan harta berjalan berupa tiga unit mobil yang harganya ditaksir Rp 800 juta. Adapun mobil yang dimiliki oleh Nicke ini adalah satu unit Toyota Alphard dan dua unit Toyota Avanza.