Saturday, July 15, 2017

Efek Samping Sekolah di Amerika

Mungkin sudah sering makan ‘tahu maupun telur’, makanya pria asal Kendangasari sebut Donjuan, 24, mulai beralih makan ‘terong’ alias homo. Katanya, rasa terong lebih enak dan tidak memiliki risiko seperti hamil maupun lainnya.

Pendidikan di Amerika tampaknya mengubah pola hidup Donjuan. Ia kini lebih keeropa-eropaan. Dulu dia anti dengan yang namanya makan terong, bahkan cenderung tidak neko-neko. Makanya, sang ibu yang berprofesi sebagai pengacara sangat bangga dengannya.

Dua tahun lalu, sang ibu sebut Mira, 50, yang sedang mendampingi sidang waris kliennya sangat bangga tentang cerita kalau kedua anaknya melanjutkan pendidikan ke luar negeri.

"Salahnya saya, mereka hanya tak suruh belajar belajar dan belajar. Jadi mereka kadang text book, kemarin baru balik kok malah bilang kalau sudah nikah sama temennya bule. Sirahku langsung cenat cenut, tapi ya mau gimana lagi mereka sudah dewasa," kata Mira yang sedang mendampingi kliennya di kantor Pengadilan Agama (PA).

Ia memang sangat shock dengan kehidupan anak-anaknya yang sudah tidak mau kembali ke jalan lurus. Bahkan, ia sudah pasrah karena bagi dia hidup harus berjalan. Terlebih ia sudah gagal berumah tangga dua kali. Kedua mantan suaminya pun dulu juga ‘hemaprodit’ alias AC DC, bisa bermain dengan wanita maupun lelaki.

Mira mengaku anak keduanya juga demikian. Ia berusaha menyadarkan anaknya karena masih pendidikan setingkat SMA di Singapura."Maunya saya tarik kuliah ke Surabaya. Enggak mau saya, sekolahkan ke luar negeri, jauh dari pengawasan," jelasnya.

Saat ini, Mira sedang berupaya memberi perhatian kepada anaknya dengan sering menengoknya di Singapura. "Ya moso kabeh kate seneng terong," kata Mira tertawa.

Sumber : RadarSurabaya


0 comments:

Post a Comment